Kamis, 24 November 2016

TEOLOGI MATEMATIKA (KEDUDUKAN SERTA KETERKAITAN MATEMATIKA DALAM ISLAM)


Pengertian teologi
Istilah teologi, berasal dari bahasa Yunani adalah "theologia". Istilah ini berasal dari gabungan dua kata yaitu "theos, Tuhan" dan "logos, logika". Arti dasarnya adalah suatu catatan atau wacana tentang, para dewa atau Allah. Bagi beberapa orang Yunani, syair-syair seperti karya Homer dan Hesiod disebut "theologoi". Syair mereka menceritakan tentang para dewa yang telah dikategorikan oleh para penulis aliran Stoa (Stoic) ke dalam "teologi mistis". Aliran pemikiran Stois yang didirikan oleh Zeno (kira-kira 335-263 SM.) memiliki pandangan "teologi natural atau rasional", yang disebut oleh Aristoteles, dengan istilah "filsafat teologi", sebutan yang merujuk kepada filsafat teologi secara umum atau metafisika.
Teologi adalah : pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan berdasarkan iman. Secara sederhana, iman didefinisikan sebagai sikap manusia dihadapan Allah, Yang mutlak dan Yang kudus, yaitu diakui sebagai Sumber segala kehidupan di alam semesta ini. Iman ada di dalam diri seseorang antara lain melalui pendidikan (misalnya oleh orang tua), tetapi dapat juga melalui usaha sendiri, misalnya dengan cermat merenungkan hidupnya di hadapan Sang pemberi hidup itu. Dalam hal ini Allah dimengerti sebagai Realitas yang paling mengagumkan dan mendebarkan. Tentulah dalam arti terakhir itu berteologi adalah berfilsafat juga.
KETERKAITAN MATEMATIKA DENGAN ISLAM
1.      Relasi
Pada matematika simbol X dan Y, biasanya digunakan untuk penyimbolan pada fungsi maupun himpunan, X untuk daerah asal (domain) dan Y daerah kawan (kodomain). Berikut ini akan dipaparkan beberapa kesamaan antara agama Islam dan Matematika secara satu persatu. Relasi berasal dari kata bahasa Inggris relation yang berarti hubungan. Dalam dunia Islam hubungan antara umat islam dengan umat islam yang lain (yang dimaksud disini adalah antara pria dan wanita yang belum ada ikatan atau menikah) selama tidak menimbulkan fitnah dan tidak keluar dari jalur syariat maka diperbolehkan, bahkan bergaul dengan umat yang berbeda agama diperbolehkan. Dengan kata lain adalah hubungan yang sehat. Tiap orang boleh berteman dengan satu orang, dua orang ataupun dengan banyak orang tidak dibatasi.
Bahkan seseorang dapat memilih untuk tidak bergaul dengan orang lain (mungkin orang yang akan diajak bergaul,tersebut membawa pengaruh buruk dalam lingkungan).
Seperti yang diterangkan dalam QS Al Insaan ayat 24 :

Maka Bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.( QS.Al Insaan: 24)
Dalam matematika juga terdapat istilah Relasi yang artinya tidak jauh beda dengan arti relasi di atas.
Dapat disimpulkan, relasi dalam Islam dan relasi dalam matematika mempunyai persamaan. 
Seperti yang diterangkan Dalam Alqur'an :
Yang artinya:
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
dan
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu. ( QS Annisaa' : 1)

2.      2. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah bagian dari ilmu matematika yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang berguna, bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan atau disimpulkan baik secara numerik (missal menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik) untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data dan tidak pas digunakan untuk mengambi keputusan.
Sebagai contoh, misalnya: terdapat sebuah keluarga yang terdiri dari anggota keluarga, yaitu Bapak, Ibu, dan tiga anak. Setiap hari mereka rutin membaca AL Qur'an. Bapak biasa membaca AL Qur'an 30-60 ayat/hari, ibu biasa membaca AL Qur'an 45-100 ayat/hari, anak pertama biasa membaca AL Qur'an 20-50 ayat/hari, anak kedua biasa membaca AL Qur'an 10-30 ayat/hari, dan anak yang terakhir hanya mampu membaca maksimal 5-10 ayat/hari karena ia masih dalam proses belajar membaca AL Qur'an.
Amalan-amalan yang dilakukan oleh keluarga diatas bisa di sajikan dalam tabel seperti dibawah ini:

No
AnggotaKeluarga
Jumlahayat
Rata-rata 
1.
2.
3.
4.
5.
Bapak
Ibu
Anak pertama
Anak kedua
Anak ketiga
30-60
45-100
20-50
10-30
5-10
45
72.5
35
20
7.5 

Dalam kehidupan sehari-hari selama di dunia segala tindakan atau perbuatan manusia baik itu berupa kebaikan maupun keburukan selalu dicatat oleh malaikat yang bertugas mencatat amal baik dan amal buruk yaitu malaikat rakib dan atib. Dan setiap orangpun belum tentu memiliki amalan-amalan yang sama dalam kesehariannya. Kemudian catatan amalan-amalan itu dikumpulkan sampai pada hari kiamat. Dan pada saat seluruh manusia dikumpulkan di yaumul mahsyar, catatan amalan-amalan perbuatan itu dibuka kembali dan diperlihatkan kepada semua manusia tentang amalan perbuatan mereka selama hidup didunia.
Hal ini sesuai dengan firman Alloh dalam surat AL Mujadilah ayat 6,yang Artinya

29. Dan segala sesuatu Telah kami catat dalam suatu kitab[1548].
[1548] yang dimaksud dengan kitab di sini adalah buku catatan amalan manusia.

3.      3. Konsep Limas Segi Enam Dalam Islam
Di dalam matematika kita mengenal bangun ruang limas segi enam yang memiliki alas berbentuk segi enam dan memiliki sisi tegak yang berbentuk segi tiga serta dalam Islam kita mengenal rukun iman yang terdiri dari enam poin. Bila kita lihat, keduanya saling berhubungan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhLybHt94PUx9XM6XR_I9J8xqVrZfSI-wnYvHwr8-snz5DWh76q246MWLL0-jiKejWk2y1BgUw5omhgBMdBx72UdcO1TrtDYYXmlcZjKsZKhoafsB9ciiVro9qOE2NQBSKS6n7SkcQPrA/s1600/Untitled.jpg                              
  T    = Iman

A    = Beriman kepada Allah
B     = Beriman kepada Malaikat
C     = Beriman kepada Kitab-Kitab Allah   
D     = Beriman kepada Para Rasul    
E     = Beriman kepada Hari Akhir
F     = Beriman kepada Takdir Allah

Dari gambar di atas limas segi enam mempunyai tujuh titik sudut yaitu ABCDEF.T, T adalah titik puncak suatu limas segi enam yang dimisalkan sebagai iman seseorang. Tanpa bermaksud untuk menyetarakan kedudukan Allah dengan rukun-rukun iman yang lain, pokok bahasan ini akan membahas pentingnya rukun iman sebagai pondasi iman seseorang. Sebelum kita membahas rukun-rukun iman, sebaiknya kita mengerti dulu apa itu pengertian iman.
Kata iman berasal dari bahasa arab yang artinya percaya. Menurut ilmu Tauhid iman didefinisikan sebagai membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan tindakan.

Kedudukan Matematika Dalam Islam
Berbicara tentang Islam, tentunya tidak boleh melupakan landasan utama ajaran ini, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Al-Qur’an merupakan sumber pokok ajaran Islam yang bersifat qath`y, yang secara murni merupakan wahyu dari Allah SWT. Dalam hal ini ternyata, Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang telah banyak dibuktikan oleh para ahli dewasa ini. Syeh Thonthowy Jauhari dalam tafsirnya Al-Jawahir telah memberikan penafsiran bahwa Allah SWT telah bersumpah dengan ilmu secra keseluruhan. Dia bersumpah dengan bilangan genap dan ganjil yang keduanya merupakan bilangan asal ( Qs. Al-Fajr : 3 ). Ini cukup beralasan sekali karena Al-quran memang diturunkan bagi umat yang berakal.
Dalam perkembangan matematika selanjutnya, apa yang disampaikan Al-Qur’an tersebut kini telah terbukti yaitu dengan mincul teori angka yang disebut “Binery System”. Dalam istilah binery ini hanya ada dua macam bilangan yaitu genap dan ganjil. Yang digunakan dalam komputer elektronik yakni 0 ( nol ) dan 1( satu ) untuk mengerjakan hitungan secara modern.


Kamis, 17 November 2016

TOKOH MATEMATIKA ABU RAIHAN AL-BIRUNI

Abu Raihan Al-Biruni (juga, Biruni, Al Biruni; lahir 5 September 973 – meninggal 13 Desember 1048 pada umur 75 tahun) merupakan matematikawan Persia , astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.
Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.
Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putra Abu Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani dia dalam ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya. Dia juga menguasai beberapa bahasa diantaranya bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, bahasa Sansekerta.
Namanya tidak asing lagi di pentas ilmu sains pada abad pertengahan. Dunia sains mengenalnya sebagai salah seorang putra Islam terbaik dalam bidang falsafah, astronomi, kedokteran, dan fizik. Wawasan dan pengetahuannya yang demikian luas, meletakkan dirinya sebagai pakar dan ilmuwan Muslim tersohor pada awal abad pertengahan.
Sebagai ilmuwan, Al-Biruni tidak pernah berhenti mendalami bidang ilmu, termasuk dalam setiap pengembaraannya ke beberapa negeri, seperti ke Iran dan India. Jamil Ahmed dalam buku Seratus Tokoh Muslim mengungkapkan, antara pengembaraan yang paling menarik tokoh ini adalah semasa di wilayah Jurjan, dekat Laut Kaspia (Asia Tengah), serta wilayah India. Penjelajahan itu sebenarnya tidak disengajakan. Alkisah, setelah beberapa lama menetap di Jurjan, Al-Biruni memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Namun tidak disangkanya, tanah kelahirannya dilanda oleh konflik antara etnik. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Sultan Mahmoud Al-Gezna, yang melakukan penaklukan ke wilayah Jurjan. Penaklukan ini menyebabkan Al-Biruni dipilih oleh Sultan Mahmoud sebagai 'kumpulan pemikir' yang kemudiannya dibawa menyertai ekspedisi ketenteraan ke India. Di sana beliau banyak melahirkan karya dan tulisan, sama ada dalam bentuk buku maupun artikel ilmiah yang disampaikannya dalam perjumpaan. Selain menghasilkan karya, penjelajahan bersama Sultan ini juga menjadikan kawasan India sebelah timur sebagai kawasan baru untuk menyebarkan dakwah Islamiah. Sepanjang pengembaraannya di India, Al-Biruni memanfaatkan masa terluang melakukan kajian berkaitan adat istiadat dan budaya masyarakat tempatan. Berasaskan kajiannya inilah beberapa karya agungnya lahir. Bukan itu saja, Al-Biruni jugalah orang yang pertama memperkenalkan permainan catur 'ala' India ke negara-negara Islam, serta menjelaskan permasalahan trigonometri yang lebih mendalam dalam karyanya, Tahqiq Al-Hind. Kecerdikan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami ilmu astronomi. Beliau turut menjelaskan tentang kemungkinan pergerakan bumi mengitari matahari. buku beliau yang mengupas perkara ini hilang. Namun ia berpendapat, sebagaimana pernah ia sampaikan dalam suratnya kepada Ibnu Sina, bahawa pergerakan eliptis adalah lebih memungkinkan daripada gerak melingkar yang dilakukan planet.
Al-Biruni konsisten mempertahankan pendapatnya tersebut, dan ternyata pada kemudian harinya pendapat ini terbukti kebenarannya sebagaimana yang dibuktikan oleh ilmu astronomi modern. Sebagai seorang yang gemarkan membaca berbagai bidang ilmu, kepakaran Al-Biruni tidak hanya dalam bidang ilmu sains. Beliau juga mahir dalam ilmu falsafah. Kerana itu, ia dikenali sebagai salah seorang ahli falsafah Islam yang amat berpengaruh. Pemikiran falsafah Al-Biruni banyak dipengaruhi oleh pemikiran falsafah Al-Farabi, Al-Kindi, dan Al-Mas'udi (meninggal 956 M). Hidup sezaman dengan ahli falsafah dan pakar ilmu perubatan, Ibnu Sina, Al-Biruni banyak berdialog dengan Ibnu Sina, sama ada secara langsung mahupun melalui surat menyurat. Keduanya kerap juga bermuzakarah berkaitan pemikiran falsafah, misalnya tidak bersetuju dengan aliran pemikiran paripatetik yang dianuti Ibnu Sina dalam banyak aspek. Al-Biruni memperlihatkan kecenderungan tidak menerima bulat-bulat falsafah pemikiran Aristoteles dan berfikir secara kritikal terhadap beberapa hal dalam teori fizik paripatetik, seperti berkaitan dengan masalah gerak dan tempat. Ini kerana semua yang dilakukannya itu selalunya berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam, serta meletakkan sains sebagai alat untuk menyingkap rahasia alam.
Hasil kajian dan penelitiannya akhirnya adalah untuk mengakui akan wujudnya Allah sebagai maha pencipta. Menurut Al-Biruni jika seorang ilmuwan ingin membezakan kebenaran dan kepalsuan, dia perlu menyelidiki dan mempelajari alam. Dalam bukunya Al-Jamahir, Al-Biruni juga menegaskan, "Penglihatan adalah penghubung apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah dalam ciptaan-Nya. Daripada penciptaan alam tersebut kita akan menemukan kewujudan Yang Maha Pencipta". Pandangan Al-Biruni ini tentu berbeza sekali dengan pandangan saintis Barat pada zaman moden ini yang mengenepikan sains daripada agama. Pandangan mereka tentang alam seolah-olah menafikan keberadaan Allah sebagai pencipta.

Karya
Sumbangannya pada bidang matematika yakni:


Kamis, 10 November 2016

SEJARAH PERKEMBANGAN MATEMATIKA DI INDONESIA

Sejarah Matematika
Cabang pengkajian yang dikenal sebagai sejarah matematika adalah penyelidikan terhadap asal mula penemuan di dalam matematika dan sedikit perluasannya, pencarian terhadap metode dan notasi matematika di masa silam. Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia terutama di Indonesia, contoh-contoh tertulis dari pengembangan matematika telah mengalami perkembangan hanya di beberapa tempat. Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton 322 (matematika Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang umum dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan paling tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
Sumbangan
matematikawan Yunani memurnikan metode-metode (khususnya melalui pengenalan penalaran deduktif dan kekakuan matematika di dalam pembuktian matematika) dan perluasan pokok bahasan matematika. Kata "matematika" itu sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno, μάθημα (mathema), yang berarti "mata pelajaran". Matematika Cina membuat sumbangan dini, termasuk notasi posisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan aturan penggunaan operasinya, digunakan hingga kini, mungkin dikembangakan melalui kuliah pada milenium pertama Masehi di dalam matematika India dan telah diteruskan ke Barat melalui matematika Islam. Matematika Islam, pada gilirannya, mengembangkan dan memperluas pengetahuan matematika ke peradaban ini. Banyak naskah berbahasa Yunani dan Arab tentang matematika kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, yang mengarah pada pengembangan matematika lebih jauh lagi di Zaman Pertengahan Eropa.
Matematika mulai ditekuni sebagai ilmu oleh bangsa Indonesia pada abad 20. Doktor matematika pertama dari Indonesia adalah Almarhum Dr. G.S.S.J. Ratu Langie alias Dr. Sam Ratulangi, dari Sulawesi Utara. Beliau meraih gelar doktornya pada tahun 1919 dari University of Zürich, dengan disertasinya yang berjudul Kurven-Systeme in  vollständigen  Figuren. Hampir 40 tahun kemudian, Profesor Handali (pensiunan dosen ITB) mendapat gelar doktornya dari FIPIA-ITB pada tahun 1957, dengan disertasinya yang berjudul On the Zeros of Polynomials of the From β f(z)  –  zf’(z), sementara Almarhum Profesor moedomo (ITB) meraih gelar doktornya pada tahun 1959 dari University of Illinois, dengan disertasinya yang berjudul A Representation Theory for the Laplace Transform of Vector-Valued Functions. Paper pertama karya putra Indonesia yang terekam di Mathematical reviews adalah paper Moedomo dan J.J Uhl Jr.  “Radon-Nikodym theorems for the Bochner and Pettis integrals” yang dipublikasikan di Pacific Journal of Mathemaatics pada tahun 1971.

PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI INDONESIA
Perkembangan Kurikulum Matematika Sekolah Indonesia 1968-2002 dengan Teori Belajar Pendukungnya
Kurikulum merupakan hal yang selalu mengalami perubahan di Indonesia, perubahan kurikulum dapat berdampak pada perubahan proses pembelajaran di Indonesia.Sama hal nya dengan Kurikulum Matematika juga mengalami beberapa perubahan sehingga proses pembelajaran lambat laun berubah.
Sejak tahun 1968, di Indonesia telah terjadi beberapa kali perubahan kurikulum matematika sekolah.Berdasarkan tahun terjadinya perubahan untuk tiap kurikulum, maka muncullah nama-nama kurikulum berikut: Kurikulum 1968,Kurikulum 1975,Kurikulum 1984,Kurikulum 1996, dan kurikulum 1999., pada tahun 2002 telah di susun sebuah kurikulum yang disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan selain itu muncul Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Perkembangan pendidikan matematika pada tahun 1968 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Dalam pengajaran Geometri, penekanan lebih pada keterampilan berhitung.Misalnya menghitung luas bangun geometri datar atau volume bangun geometri ruang bukan pada penngertian bagaimana rumus-rumus untuk perhitungan itu di peroleh. (Ruseffendi, 1985,h.33)
b.Lebih mengutamakan hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian (Ruseffendi,1979,h.2)
c.Program berhitung kurang memperhatikan aspek kontinuitas dengan materi pada jenjang berikutnya, serta kurang terkait dengan dunia luar (Ruseffendi,1979,h.4)
d.Penyajian materi kurang memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa ingin tahu anak (Ruseffendi,1979,h.5)
Jika dilihat dari ciri-ciri pengajaran matematika dimulai dengan penjelasan singkat yang disertai tanya jawab dan penyajian contoh serta dilanjutkan dengan pengerjaan soal-soal latihan baik yang bersifat prosedural atau penggunaan rumus tertentu.Dalam proses pengajaran pengerjaan soal-soal latihan merupakan kegiatan yang diutamakan dengan maksud untuk memberi penguatan pada apa yang sudah dicontohkan guru di depan kelas. Dengan demikian,latihan untuk menghafal fakta dasar,algoritma, atau penggunaan rumus-rumus tertentu dapat dilakukan melalui pengerjaan soal-soal yang diberikan.
Dalam teori Belajar Skinner (dalam Ruseffendi, 1998,h.171),untuk menguatkan pemahaman siswa tentang apa yang baru dipelajari, maka setelah terjadinya proses stimulus-respon yang antara lain berupaya tanya jawab dalam proses pengajaran harus dilanjutkan dengan memberikan penguatan antara lain berupa latihan soal-soal. Dengan demikian teori belajar yang dominan digunakan dalam implementasi kurikulum matematika 1968 adalah “Teori Belajar Skinner”.
Pada tahun 1975, terjadi perubahan yang sangat besar dalam pengajaran matematika di Indonesia. Di awali dengan diterapkannya matematika modern.Menurut Ruseffendi (1979,h.12-14), matematika modern tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang dan ruang, statistika dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan lambang bilangan non desimal. Selain itu diperkenalkannya pula konsep-konsep baru seperti penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara spiral , dan pengajaran geometri dimulai dengan lengkungan.
b. Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan ke pengajaran yang bersifat rutin
c. Soal-soal yang duberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah daripada yang bersifat rutin.
d. Adanya kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara Sekolah Dasar dan Sekolah lanjutan
e. Terdapat penekanan pada struktur
f. Program pengajaran pada matematika modern lebih memperhatikan adanya keberagaman antar siswa
g. Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang tepat.
h. Ada pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang berpusat pada siswa
i. Sebagai akibat dari pengajan yang berpusat pada siswa, maka metode pengajaran banyak digunakan penemuan dan pemecahan masalah dengan teknik diskusi.
j. Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara menarik, misalnya melalui permainan, teka-teki atau kegiatan lapangan.
Berdasarkan ciri-ciri pengajaran matematika modern di atas,maka teori belajar yang digunakan bersifat campuran. Hal ini sesuai dengan pendapat Ruseffendi (1988,h.178) yang menyatakan bahwa teori belajar mengajar yang digunakan pada saat itu adalah campuran antara teori pengaitan dari Thorndike, aliran psikologi perkembangan seperti “Teori Piaget” serta aliran tingkah laku “Skinner dan Gagne”. Namun demikian, Ruseffendi selanjutnya menambahkan bahwa teori yang lebih dominan digunakan adalah aliran psikologi perkembangan seperti “Piaget dan Brunner” sebab yang menjadi peran sentral pengajaran matematika adalah pemecahan masalah.

Perubahan kurikulum 1975 ke 1984 sebenarnya tidak terlalu banyak baik dari sisi materi maupun cara pengajarannya. Perbedaan utama dengan kurikulum sebelumnya, pada kurikulum 1984 materi pengenalan komputer mulai diberikan.Menurut Ruseffendi (1988,h.102), dimasukannya materi komputer ke dalam kurikulum matematika sekolah merupakan suatu langkah maju. Hal ini dapat di fahami, karena penggunaan alat-alat canggih seperti komputer dan kalkulator dapat memungkinkan siswa untuk dapat melakukan kegaiatan eksplorasi dalam proses matematika mereka baik dengan menggunakan pola-pola bilangan maupun grafik.