PENGERTIAN AKSIOLOGI MATEMATIKA
Aksiologi merupakan cabang filsafat
ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi
berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang artinya teori
tentang nilai. Permasalahan utama dalam aksiologi adalah mengenai nilai.
Nilai yang dimaksud itu sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang akan dinilai. Teori tentang nilai di dalam
filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan
manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah
norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika
mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di
dalam suatu kondisi yang normatif, yaitu suatu kondisi yang melibatkan
norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di
sekelilingnya.
Ditinjau dari aspek aksiologi, matematika seperti ilmu-ilmu yang lain, yang
banyak memberikan kontribusi perubahan bagi kehidupan umat manusia di dunia. Segala
sesuatu ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari pengaruh matematika. Berkaitan
dengan hal tersebut matematika dipandang sebagai ilmu abstrak yang tidak bebas
nilai dan moral,sehingga hasil pemikiran seorang matematikawan bisa bermanfaat
bagi umum.Tidak dapat menerima sesuatu dengan asal-asalan tetapi harus dipikir
secara mendalam dan teliti.
A.
Peranan
Matematika Sebagai Alat Berfikir
Perkembangan IPTEK sekarang ini di
satu sisi memungkinkan untuk memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah
dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain tidak mungkin untuk mempelajari
keseluruhan informasi dan pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak
semuanya diperlukan. Karena itu diperlukan kemampuan cara mendapatkan, memilih,
dan mengolah informasi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut,
dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi
secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi dan melibatkan
pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerjasama yang
efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui matematika. Hal
ini dimungkinkan karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang
kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif
dan konsisten.
Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas
dan menyederhanakan suatu keadaan atau
situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi
ataupun pemecahan masalah.
Pentingnya matematika tidak lepas
dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. Misalnya banyak persoalan
kehidupan yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Menghitung
mengarah pada aritmetika (studi tentang bilangan) dan mengukur mengarah pada
geometri (studi tentang bangun, ukuran dan posisi benda). Aritmetika dan
geometri merupakan fondasi atau dasar dari matematika.
Saat ini, banyak ditemukan kaidah
atau aturan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pengukuran, yang biasanya ditulis dalam rumus atau formula matematika, dan ini
dipelajari dalam aljabar. Namun, perkembangan dalam navigasi, transportasi, dan
perdagangan, termasuk kemajuan teknologi sekarang ini membutuhkan diagram dan
peta serta melibatkan proses pengukuran yang dilakukan secara tak langsung.
Akibatnya, perlu studi tentang trigonometri.
Untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, orang dapat menyampaikan informasi dengan bahasa matematika,
misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat
berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan
gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien.
Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari
bahasa yang digunakan dalam masyarakat.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya
peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah
baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya. Peranan matematika tersebut,
terutama sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Erman Suherman (1995: 56)
disebutkan dapat diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
1. Menggunakan
algoritma
Yang termasuk kedalam kemampuan ini
antara lain adalah melakukan operasi hitung, operasi himpunan, dan operasi
lainya. Juga menghitung ukuran tendensi sentral dari data yang banyak dengan
cara manual.
2. Melakukan
manipulasi secara matematika
Yang
termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah menggunakan sifat-sifat,
rumus, prinsip, dan teorema-teorema kedalam pernyataan matematika .
3.
Mengorganisasikan data
Kemampuan
ini antara lain meliputi : mengorganisasikan data atau informasi, misalnya
membedakan atau menyebutkan apa yang diketahui dari suatu soal atau masalah
dari apa yang ditanyakan.
4. Memanfatkan
simbol, tabel, grafik, dan membuatnya
Kemampuan
ini antara lain meliputi : menggunakan simbol, tabel, grafik untuk menunjukan
suatu perubahan atau kecenderungan dan membuatnya.
5. Mengenal dan
menemukan pola
Kemampuan
ini antara lain meliputi : mengenal pola susunan bilangan dan pola bangun
geometri.
6. Menarik
kesimpulan
Kemampuan
ini antara lain meliputi : kemampuan menarik kesimpulan dari suatu hasil
hitungan atau pembuktian suatu rumus.
7.
Membuat kalimat atau model matematika
Kemampuan
ini antara lain meliputi : kemampuan secara sederhana dari fonemena dalam kehidupan
sehari-hari kedalam model matematika atau sebaliknya dengan model ini diharapkan
akan mempermudah penyelesaianya.
8. Membuat
interpretasi bangun geometri
Kemampuan ini antara lain meliputi : kemampuan
menyatakan bagian-bagian dari bangun geometri dasar maupun ruang dan memahami
posisi dari bagian.
9. Memahami pengukuran dan satuannya
Kemampuan
ini antara lain meliputi ; kemampuan memilih satuan ukuran yang tepat,
estimasi, mengubah satuan ukuran ke satuan lainnya.
10.
Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam
matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer
Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan
matematika (Depdiknas, 2002:3) menyebutkan berbagai peranan matematika sebagai
sarana berpikir ilmiah ditekankan pada kemampuan untuk memiliki:
1.
Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat
digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah
yang berkaitan dengan kehidupan nyata
2.
Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat
komunikasi
3.
Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar
yang dapat dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis,
berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur,
bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.
Kemampuan-kemampuan di atas berguna bagi seseorang untuk berpikir ilmiah dalam
pendidikan dan berguna untuk hidup dalam masyarakat, termasuk bekal dalam dunia
kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar