Epistemologi
matematika merupakan teori pengetahuan yang proses pengkajiannya tentang matematika.
Epistemologi matematika ini merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan matematika yan meliputi matematika murni,
matematika terapan dan berbagai cabang matematika lainnya, ciri-ciri matematika
yang meliputi abstraksi, deduktif, hipotesis, eksak, simbolik, universal,
rasional dan lain-lain, penggadaian, dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Matematika pada hakikatnya, selalu
berusaha mengungkap kebenaran namun dalam sejarah panjangnya, sejak jaman
Renaisans, aspek empiris dari matematika seperti yang dirancangkan oleh Jhon
Stuart Mill ternyata kurang mendapat prospek yang cerah. Matematika telah
berkembang menjadi kegiatan abstraksi yang lebih tinggi di atas kejelasan
fondasinya seperti yang terjadi pada kalkulus Infinitas dan bilangan kompleks
yang telah mengambil jarak dari pandangan kaum skeptik. Dan empirik mulai
menggaungkan lagi pandangan-pandangan tentang pondasi matematika.
Kaum epistemologis berusaha untuk meletakkan
dasar pengetahuan matematika dan berusaha menjamin kepastian dan kebenaran
matematika. Untuk mengatasi keracunan dan ketidakpastian dari pondasi
matematika yang telah diletakkan sebelumnya. Perlu kiranya dicatat bahwa di
dalam kajian pondasi epistemologi matematika terdapat pandangan tentang
epistemologi standart yang meliputi kajian tentang kebenaran, kepastian,
universalisme, objektivitas, rasionalitas, dan lain sebagainya. Menurut pondasi
nasiolisme empiris, dasar dari pengetahuan adalah lebih besar dari kebenaran
yang diperoleh dari hukum sebab-akibat diturunkan dari argumen-argumennya.
PENGERTIAN TENTANG LOGIKA FUZZY
Logika
Fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam ruang output.
Untuk sistem yang rumit, penggunaan logika fuzzy (fuzzy logic) adalah salah
satu pemecahannya. Sistem tradisional dirancang untuk mengontrol keluaran
tunggal yang berasal dari beberapa masukan yang tidak saling berhubungan.
Secara umum,
sistem fuzzy sangat cocok untuk penalaran pendekatan terutama untuk sistem yang
menangani masalah-masalah yang sulit didefinisikan dengan menggunakan model
matematis Misalkan, nilai masukan dan parameter sebuah sistem bersifat kurang
akurat atau kurang jelas, sehingga sulit mendefinisikan model matematikanya.
Alasan Digunakannya Logika Fuzzy
Adapun beberapa alasan mengapa digunakannya logika fuzzy
(Kusuma Dewi, 2003) dan ini sama dengan kelebihan logika fuzzy adalah:
- Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Karena logika fuzzy menggunakan dasar teori himpunan, maka konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy tersebut cukup mudah untuk dimengerti.
- Logika fuzzy sangat fleksisbel, artinya mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan, dan ketidakpastian yang menyertai permasalahan.
- Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data yang cukup homogeny, dan kemudian ada beberapa data “eksklusif”, maka logika fuzzy memiliki kemampuan untuk menangani data eksklusif tersebut.
- Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. Dalam hal ini, sering dikenal dengan istilah fuzzy expert sistem menjadi bagian terpenting.
- Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. Hal ini umumnya terjadi pada aplikasi di bidang teknik mesin maupu teknik elektro.
- Logika fuzzy didasari pada bahasa alami. Logika fuzzy menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti.
Sedangkan
karakteristik utama dari logika fuzzy yang ditemukan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh
adalah sebagai berikut:
a. Dalam logika fuzzy penalaran
dipandang sebagai suatu kasus terbatas dari penalaran kira –kira.
b. Dalam logika fuzzysegala sesuatunya
adalah masalah derajat.
c. System logis manapun dapat
difuzzifikasi. Dalam logika fuzzy,
pengetahuan diinterpretasikan sebagai koleksi dari fuzzy yang dipaksakan pada
sekumpulan variable. Kesimpulan dipandang sebagai sebuah proses dari
perkembangan pembatas elastis.
DASAR
DASAR LOGIKA FUZZY
Penting bagi kita untuk terlebih dahulu
mengetahui apa itu crisp set atau yang dikenal juga dengan conventional set,
sebelum kita mengarah pada apa itu himpunan fuzzy dibuat untuk kekurangan pada
crisp set. Dalam jenis pemikiran setiap harinya, dan refleksi bahasa darinya,
orang – orang menggunakan crisp set untuk mengelompokan sesuatu. Menjadi
anggota dari crisp set adalah seluruhnya berhubungan atau tidak sama sekali.
Berpikir
dengan crisp set menjadikan segala sesuatunya lebih sederhana, karena sesuatu
bisa merupakan anggota dari suatu crisp set atau tidak. Crisp set dapat
digunakan untuk merepresentasikan gambaran pengertian hitam dan putih.
Seringkali juga, saat sesuatu itu merupakan anggota dari sebuah crisp set maka
ia kemudian (pada waktu yang sama) bukan merupakan anggota dari crisp set
manapun. Kembali hal ini menyederhanakan penggunaan logika dengan proses
pemikiran semacam ini. Konstruksi linguistik yang menggambarkan jenis pemikiran
ini dapat benar – benar berguna, terutama saat kategori crisp digunakan. Pada
himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A,
yang sering ditulis dengan µA[x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu (Kusumadewi,
2004 : p3) :
Satu
(1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau
Nol
(0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.
Kekurangan Logika Fuzzy
Selain kelebihan yang telah dijelaskan di atas,
ternyata Logika Fuzzy juga memiliki kekurangan. Dalam mendesain logika fuzzy,
sering ditemukan kesulitan dalam menentukan preferensi atau parameter agar
output yang dihasilkan akurat, yaitu :
1. Model Mamdani atau Sugeno atau
model lain
Penentuan
model inference harus tepat, Mamdani biasanya cocok untuk masalah intuitive
sedangkan sugeno untuk permasalahan yang menangani control
2. Jumlah Nilai Linguistik untuk
setiap variabel
Kita harus
merubah nilai crisp menjadi nilai linguisik. Jumlah dari nilai linguistik yang
digunakan harus sesuai dengan permasalahan yang akan kita selesaikan.
3. Batas-batas Nilai Linguistik
Batas-batas nilai linguistik akan
sangat berpengaruh pada akurasi logika fuzzy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar