Metode dalam Pendidikan
Kata “metode” berasal dari kata Latin
Methodos, yang berarti jalan yang harus dilalui. Metode adalah cara untuk
melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan. Method dalam bahasa
Inggris berarti suatu bentuk khusus cara kerja. Menurut Dr. Knox menyebutkan
bahwa metode adalah suatu cara untuk melangkah maju dengan terencana dan teratur
untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan sadar mempergunakan
pengetahuan-pengetahuan sistematis untuk keadaan yang berbeda-beda.
Metodologi matematika adalah penelaah
terhadap metode yang khusus digunakan dalam matematika. Metode khusus dalam
matematika kini lazim dikenal sebagai axiomatic method (metode aksiomatik) atau
hypothetical deductive method (metode hipotetik deduktif). Thomas Green Wood
dalam The Liang Gie berkata bahwa metode aksiomatik atau hipotetik deduktif dipakai
dalam ilmu teoritis dan khususnya pada ilmu matematika. Ini menyangkut
problem-problem seperti pemilihan kebebasan dan penyederhanaan dari istilah dan
aksioma, formalisasi dari batasan-batasan serta pembuktian-pembuktian,
kelengkapan dari teori yang disusun,serta penafsiran yang terakhir.
Menurut Perry, mengemukakan tiga metode dalam
ilmu pendidikan sebagai berikut.
1.
Metode
normatif, yaitu suatu metode yang berusaha menjelaskan tentang keberadaan
manusia, bagaimana manusia itu seharusnya bersikap dan bertindak terhadap
dirinya dan terhadap sesama manusia serta makhluk lainnya.
2.
Metode
eksplanatori, yaitu suatu metode yang berusaha menentukan kondisi dan kekuatan
apa yang dapat membuat suatu proses pendidikan dapat berhasil. Metode ini
bersumber dari data atau hasil penelitian di lapangan, berupa kondisi dan
kekuatan yang dimiliki oleh peserta didik.
3.
Metode
teknologi, yaitu cara mendidik itu sendiri dengan praktek mendidik di lapangan.
Metode ini mencakup lingkungan belajar, alat-alat dan media belajar, teknik
penyampaian bahan, dan sebagainya.
Metode
Pengembangan
Mengajar matematika merupakan kegiatan
pengajar agar peserta didiknya belajar untuk mendapatkan dan mengerti apa itu
yang dimaksud dengan matematika, yaitu kemampuan, keterampilan, dan sikap
tentang matematika itu. Hal-hal tersebut harus relevan dengan tujuan belajar
yang disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik. Ini
dimaksudkan agar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi
akan terjadi apabila menggunakan cara yang cocok yang disebut dengan metode
mengajar matematika.
Yang
dimaksud dengan metode mengajar matematika yaitu suatu cara atau teknik
mengajar matematika yang disusun secara sistematis dan logis ditinjau dari segi
hakekat matematika dan segi psikologinya.
a.
Segi
hakekat matematika.
Penyelesaian
dalam matematika (membuktikan atau mencari jawaban) selalu menggunakan metode
deduktif. Penalarannya adalah logika-deduktif yang pada dasarnya mengandung
kalimat “ jika . . . , maka . . .” Suatu kebenaran matematika dikembangkan
berdasarkan alasan logis. Model terbaik untuk berpikir matematika yaitu
memanfaatkan logika simbolik.
Ditinjau dari cara berpikir mendapatkan penyelesaian, metode
deduktif dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut .
1.
Metode
analitik, yaitu metode yang berjalan dari yang tidak diketahui ke yang
diketahui. Dimulai dari apa yang harus dicari atau dibuktikan, kemudian
mengaitkan dengan hal-hal yang diketahui dan akhirnya kita memperoleh
hasilnya.
2.
Metode sintetik, yaitu metode yang berjalan
dari yang diketahui ke yang tidak diketahui. Dimulai dengan apa yang sudah
diketahui, kemudian mengaitkan dengan hal yang harus diketahui dari masalah
yang akan diselesaikan, dan akhirnya mendapatkan penyelesaiannya.
3.
Di
dalam menyelesaikan masalah matematika, ada kalanya lebih baik dengan metode
analitik, ada kalanya lebih baik dengan metode sintetik. Namun juga ada kalanya
perlu menggabungkan kedua metode tersebut.
b.
Segi psikologi
Metode
mengajar ditinjau dari segi psikologi ini erat hubungannya dengan menjawab pertanyaan “kepada siapa” matematika
itu diajarkan. Metode deduktif seperti yang dijelaskan di atas tidak selalu
dapat dicerna oleh peserta didik, sehingga metode deduktif kadang-kadang dapat
menimbulkan frustasi peserta didik dalam belajar matematika. Jika hal ini
terjadi berarti tujuan belajar matematika tidak dapat dicapai. Karena itu
pengajar matematika dalam menyampaikan materi harus mempertimbangkan kemampuan intelektual
peserta didik serta kemampuan dan kesiapan dari peserta didik. Terdapat
beberapa macam metode mengajar yang dapat dipakai sebagai seorang guru
matematika, antara lain sebagai berikut:
1.
Metode
ekspositori merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide atau memberikan
informasi dengan lisan ataupun tulisan. Pada umumnya metode ini berlangsung
satu arah, pengajar memberikan ide atau gagasan dan peserta didik menerimanya.
Secara umum, metode ini bercirikan yaitu sebagai berikut :
· Definisi dan teorema disajikan oleh guru.
· Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan
oleh guru.
· Guru memberikan latihan soal.
2.
Metode
penemuan merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide atau gagasan lewat proses
menemukan.
3.
Metode
laboratorium merupakan salah satu metode atau cara yang membantu pengembangan
baik pada matematika maupun pendidikan matematika itu sendiri, karena metode
ini mampu menarik minat peserta didik terhadap matematika.
Sedangkan metode yang digunakan dalam pengembangan
pendidikan matematika adalah sebagai berikut:
a.
Metode
Pembuktian Hakekat matematika dapat didekati dari metode pembuktiannya dan
bidang yang ditelaahnya. Apabila peserta didik sudah berhasil merumuskan suatu
permasalahan, mereka itu perlu membuktikannya. Tetapi pembuktian ini harus
berdasarkan argumentasi yang sahih, bukan asal-asal saja.
b.
Metode
Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan patematika menyatakan bahwa
masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka menyatakan
juga bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu
pertanyaan akan menjadi masalah jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu
tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah
diketahui si pelaku
Tujuan pemecahan masalah matematika tidak lagi hanya
terfokus pada penemuan sebuah jawaban yang benar (to find a correct solution),
tetapi bagaimana mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahan yang reasonable,
beserta segala kemungkinan prosedur dan argumentasinya, kenapa jawaban atau
pemecahan tersebut masuk akal (how to construct and to defend various
reasonable solutions and its respective procedures). Kemampuan matematis
seperti ini sangat relevan, mengingat masalah dunia nyata umumnya tidak
sederhana dan konvergen, tetapi sering kompleks dan divergen, bahkan tak
terduga. Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif sangat penting dalam
menganalisa, mensintesa dan mengevaluasi segala argumen untuk mampu membuat
keputusan yang rasional dan bertanggungjawab.